Sabtu, 02 April 2016

MENELADANI PERJUANGAN PEMUDA PEMALANG DALAM PERISTIWA REVOLUSI SOSIAL TAHUN 1945 SEBAGAI BEKAL PEMBANGUNAN DAERAH


Perjuangan pemuda di Pemalang pada masa Revolusi Sosial 1945 menjadi suatu topik yang masih asing bagi masyarakat Pemalang pada umumnya terutama pada kalangan pelajar. Pemalang merupakan daerah yang memiliki riwayat sejarah panjang sejak awal pendirianya (1575) hingga masa kini. Perisitiwa sejarah menjadi hal yang sangat penting sebagai pembentukkan karakter suatu daerah, karena sejarah memberikan gambaran kehidupan masa lalu yang dapat dicerna dan diteladani sebagai modal pembangunan daerah. Pembangunan tidak selalu identik dengan ‘wujud’ bangunan fisik. Pembangunan dapat dimaknai dengan adanya upaya untuk membenahi dan meningkatkan mutu SDM secara kolektif sebagai langkah awal untuk merealisasikan suatu pembangunan yang optimal. Tanpa adanya suatu bekal ‘pengetahuan’ pembangunan (secara fisik) akan terasa hambar dan rancu. Pemuda sebagai motor pembanguna sudah sepatutnya mempelajari gerakkan pemuda di Pemalang pada masa lampau melalui studi sejarah kritis. Revolusi Sosial pada akhir tahun 1945 menjadi peristiwa yang layak untuk dikaji dan diteladani oleh masyarakat Pemalang. 
 
Revolusi Sosial atau Peristiwa Tiga Daerah merupakan peristiwa di mana seluruh elite birokrat, pangreh praja dan sebagian kepala desa (dianggap pro-asing) didaulat dan diganti oleh aparat pemerintahan baru yang terdiri dari golongan masyarakat setempat. Revolusi Sosial terjadi pada bulan Oktober-Desember 1945 di daerah Tegal, Pemalang dan Brebes. Pemalang menjadi daerah yang terlibat dalam peristiwa tersebut karena masyarakat (Komunis, Nasionalis, Islamis) pada masa itu merasa perlu adanya perubahan yang mendasar pada pemimpin-pemimpin pemerintahan. Golongan pemuda pada masa itu menjadi penggerak utama untuk melakukan perubahan yang sesuai dengan kehendak masyarakat. Pemuda tersebut terdiri dari berbaggai kalangan yang kemudian tersebar dalam beberaa organisasi. Organisasi pemuda di Pemalang pada masa itu diantaranya adalah Gerakan Pemuda Arab Indonesia (GPAI), Hizbullah, Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik Indonesia (PRI), Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), Laskar Pemuda Tionghoa (LPT) dan  para pemuda yang terdiri dari golongan santri, nasionalis, komunis dan lenggaong.
Gerakkan yang dilakukan oleh para pemuda di Pemalang tidak semata-mata berjalan dengan sendirinya. Pergerakkan pemuda tersebut sudah dibekali oleh pengetahuan dan intelektualitas yang didapatkan ketika melakukan kegiatan berorganisasi. Faktor agama juga mempengaruhi semangat pemuda yang terdiri dari golongan santri. Semangat untuk melakukan perubahan (pembangunan) tidak hanya membutuhkan ‘gerakkan’ tetapi juga membutuhkan modal yang berupa ilmu pengetahuan sebagai wadah untuk menentukan arah dan sebagai dasar dilakukannya suatu pergerakkan yang kentara. Dikotomi antara golongan muda Pemalang dengan oknum pemerintah yang masih menjabat menjadi gambaran salah satu ‘karakter’ Pemuda Pemalang yang tangguh dan berani dalam melakukan tindakan. Motto ‘IKHLAS’ yang sering digaungkan sekarang bukan hanya dimaknai secara harfiah, namun juga harus dimaknai sesuai Lembaran Daerah Dati II Pemalang Nomor 6 tanggal 9 Maret 1991.
 Pemalang sebagai daerah yang memiliki sejarah panjang sudah tentu memiliki karakteristik tersendiri yang harus terus diteladani oleh generasi penerus. Pemuda sebagai motor pembangunan daerah (Pemalang) ditentukan oleh modal atau bekal (pengetahuan) yang didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui adanya pengenalan peristiwa sejarah Pemalang dapat dikatakan mampu memberikan modal dan menanamkan karakter positif yang didapat dengan meneladani sikap-sikap pahlawan lokal yang sesuai dengan kepribadian lokal (Pemalang). Suatu pembangunan harus dimulai dengan mengenal daerah yang akan dibangun sebagai paradigma mendasar.
Referensi:
Lucas Anton, Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1989).
Panitia Peringatan Hari Jadi Ke-439 Kabupaten Pemalang Tahun 2014, Riwayat/Sejarah Pemalang, (Pemalang: Pemkab Pemalang, 2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar